Senin, 23 Juni 2014

LANDASAN TEORI MAKALAH PERANCANGAN PETA KERJA KESELURUHAN

2.1  Definisi Method study
·         Method Study atau biasa disebut Metode Kerja = Tata Cara Kerja adalah cara pelaksanaan atau tugas seefisien mungkin.
·         Tata Cara Kerja (Sutalaksana) adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan dari prinsip-prinsip untuk mendapat rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja.
·         Sistem Kerja adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai komponen (unsur) yang saling berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2.1.1   Ruang Lingkup Method Study
·      Studi Gerakan Kerja (Motion Study).
·      Memperbaiki Tata Cara Bekerja (Simplified Method, Most Economical Way, Ergonomy).
·      Aplikasi Metode Ilmiah vs Metode Trial and Error.
·      Eliminasi gerakan atau kerja yang tidak perlu, kombinasi operasi kerja, dan penyederhanaan kerja (konsep “deregulasi/debirokratisasi” kerja).
·      Standarisasi operasi/metode kerja dalam hal pemakaian material, mesin/peralatan kerja, informasi (from sheet), kondisi lingkungan fisik kerja, dan lain-lain.

2.1.2   Teknik-teknik dalam Melakukan Method Study
·      Teknik-teknik dan prinsip-prinsip digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja sehingga tercapai efisiensi dan produktivitas.
·      Komponen-komponen sistem kerja terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja.
·      Prinsip-prinsip pengaturan kerja terdiri dari faktor manusia, studi gerak, dan ekonomi gerakan.
·      Teknik-teknik pengaturan kerja terdiri dari pengukuran waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai, serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan.


2.2      Definisi Peta Kerja
Peta kerja adalah salah satu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, bahkan informasi yang terkandung dalam suatu peta kerja dapat dipakai sebagai bahan untuk merancang atau memperbaiki sistem kerja. Dengan peta-peta kerja tersebut dapat dilihat semua langkah atau kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu objek (benda kerja) sejak awal proses sampai menjadi produk akhir.

2.2.1. Simbol-simbol Peta Kerja



1. Operasi

Kegiatan operasi terjadi apabila suatu material mengalami perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi dalam suatu proses transformasi. Kegiatan merakit atau mengurai rakit juga dipertimbangkan sebagai suatu operasi kerja. Menerima informasi maupun memberi informasi, membuat suatu rencana atau melaksanakan kegiatan kalkulasi pada suatu keadaan juga diklasifikasikan sebagia suatu operasi kerja. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses kerja.
 


1.      Transportasi 

Kegiatan transportasi terjadi bila fasilitas kerja yang dianalisis bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi kerja. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari suatu operasi atau yang disebabkan oleh pekerja pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan kegiatan transportasi. Contoh kegiatan transportasi adalah:
a.       Memindahkan material dengan tangan, holist, truk, conveyor, dll.
b.      Bergerak, berjalan, membawa objek dari suatu lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
c.       Membuat gambar kerja dari bagian desain ke bagian produksi.



2.    Inspeksi

Kegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjadi apabila suatu objek diperiksa, baik pemeriksaan pada segi kualitas, apakah sudah sesuai dengan karakteristik performance yang distandarkan. Contoh pemeriksaan antara lain :

a.       Meneliti dimensi benda kerja dengan menggunakan alat ukur.
b.      Membaca dial indikator dan instrumen pengukur lainnya.
c.       Menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil pembelian.
 


3.      Menunggu  

Proses menunggu terjadi apabila material atau benda kerja, operator atau fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung sementara, dimana objek terpaksa menunggu atau ditinggalkan sementara sampai suatu saat diperlukan kembali. Contoh menunggu antara lain :
a.       Material atau benda kerja diletakkan di kontainer, menunggu untuk dipindahkan.
b.      Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa.
c.       Material menunggu diproses karena adanya kerusakan teknis.

4.      Penyimpanan

Proses penyimpanan terjadi bila objek disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Jika objek itu akan kembali diambil, biasanya akan memerlukan prosedur perjanjian khusus. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menyimpan dan menunggu. Contoh menyimpan antara lain :
a.       Bahan baku, suplai, dan lain-lain yang disimpan dalam gudang pabrik.
b.      Dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak atau lemari khusus.
c.       Uang atau surat berharga yang lainnya yang disimpan dalam brangkas.



5.      Aktivitas ganda

Seringkali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen kerja harus dikerjakan bersamaan. Sebagai contoh kegiatan operasi harus dikerjakan bersama dengan kegiatan pemeriksaan disuatu stasiun kerja yang sama pula.


2.2.2. Jenis Peta Kerja
  Peta-peta kerja yang ada saat ini dikelompokan menjadi :
1.      Peta-peta Kerja Keseluruhan
Peta-peta kerja keseluruhan digunakan untuk menganalisis suatu kegiatan kerja yang bersifat keseluruhan, yang umumnya melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan dalam pembuatan sebuah produk. Peta-peta kerja ini menggambarkan keseluruhan proses produksi serta interaksi antar stasiun kerja dan antar kelompok kegiatan operasi. Peta-peta kerja keseluruhan terdiri dari :
a.    Diagram Rakitan (Assembly Chart, AC)
      Diagram rakitan merupakan gambaran grafis urutan aliran perakitan suatu produk sehingga dapat diketahui:
·         Komponen-komponen pembentuk suatu produk,
·         Urutan perakitan komponen-komponen tersebut, dan
·         Keterkaitan antar komponen.
b.    Peta Proses Operasi (Operation Process Chart,OPC)
      Peta proses operasi menunjukkan urutan operasi, inspeksi, kelonggaran waktu, dan material yang digunakan dalam proses bisnis atau manufaktur, dari raw material sampai dengan packaging produk jadi. OPC sebagai tool memiliki kelebihan diantaranya :
·         Mengidentifikasi seluruh operasi, inspeksi, material, gerakan, penyimpanan, dan delays yang terlibat di dalam suatu proses,
·         Menunjukkan seluruh kejadian dalam urutan yang benar,
·         Menunjukkan hubungan antara parts dengan kompleksitas pembuatannya
·         Membedakan antara produk yang dibeli dan dibuat, dan
·         Menyediakan informasi tentang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap operasi dan inspeksi.
Elemen kerja yang digambarkan pada peta ini terdiri dari operasi, inspeksi, dan penyimpanan.
c.    Aliran Proses (Flow Process Chart, FPC)
      Peta aliran proses menggambarkan aliran barang, pekerja, atau kertas dalam suatu proses atau prosedur operasi. Pada peta kerja ini, elemen kerja yang digunakan lebih detail, yaitu :
·      Operasi (Operation)
·      Inspeksi (Inspection)
·      Transportasi (Transportation)
·      Penyimpanan sementara (Delay)
·      Penyimpanan (Storage)
      Namun peta aliran proses tidak menggambarkan proses produksi suatu produk secara keseluruhan, melainkan hanya terbatas untuk tiap komponen pembentuk produk akhir tersebut.
d.   Peta Proses Kelompok Kerja
      Pada dasarnya peta kerja ini merupakan bagian dari peta aliran proses. Peta kerja ini digunakan pada suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja, misalnya pergudangan.
e.    Diagram Alir
      Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut skala tertentu dari susunan lantai dan gedung pabrik yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi pada peta aliran proses. Dengan mengetahui tata letak tempat perpindahan suatu barang, maka dapat dianalisa agar jarak perpindahan tersebut minimum.

2.      Peta Pekerja Setempat
Peta-peta kerja yang termasuk peta kerja setempat digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja pada satu stasiun kerja tertentu, karena peta kerja ini menggambarkan proses produksi yang terjadi pada stasiun kerja itu saja. Proses produksi ini dijabarkan dengan elemen-elemen gerakan operator yang lebih detail daripadapeta-peta kerja keseluruhan.
 Peta-peta kerja setempat ini terdiri dari :
a.    Peta Pekerja dan Mesin
Peta kerja ini menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur pekerja dan mesin. Informasi terpenting dari peta kerja ini adalah hubungan antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya sehingga dapat dirancang suatu keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin, utilisasi lebih pada kedua faktor, dan keseimbangan di keseluruhan siklus kerja.


b.    Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Pada peta kerja ini digambarkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan pekerja secara detail saat melakukan pengerjaan suatu produk. Dengan demikian dapat dibandingkan besarnya tugas yang dibebankan dan waktu pengerjaan masing-masing gerakan pada kedua tangan.

2.2.3. Prosedur Perancangan Peta Kerja Keseluruhan (Peta Proses Operasi, Diagram Alir, dan Peta Aliran Proses)
Pada dasarnya peta-peta bisa dibagi kedalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:
1.      Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja keseluruhan.
2.      Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat. 

Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Disebut keseluruhan jika melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sementara yang dimaksud dengan kegiatan kerja setempat, apabila hal itu menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.

Hubungan antara kedua macam kegiatan diatas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan, misalnya suatu perusahaan perakitan memiliki beberapa mesin produksi atau stasiun kerja. Dalam hal ini kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja. Dalam hal ini kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila dalam prakteknya nanti, pelaksana pertama-tama berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan setiap sistem kerja yang ada sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu urutan kerja yang paling baik untuk saat itu. Barulah kemudian menyempurnakan proses secara keseluruhan. 

Secara garis besarnya, penggambaran kedua kegiatan tersebut dalam bentuk peta-peta kerja untuk memperbaiki kegiatan produksi, biasanya dimulai dengan membuat peta-peta kerja yang menggambarkan kegiatan secara keseluruhan berdasarkan apa yang telah ada atau cara sekarang. Setiap kegiatan yang berlangsung, yang terjadi di stasiun-stasiun kerja yang telah digambarkan pada peta kegiatan keseluruhan diamati seterperinci mungkin. Penganalisisan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggambarkan peta-peta kerja setempat yang bersangkutan, dengan membuat peta-peta kerja setempat yang menunjukan keadaan sekarang. Keadaan sekarang inilah yang dipelajari untuk diusahakan perbaikan-perbaikannya. Hasil perbaikan dinyatakan dalam peta-peta kerja setempat yang menggambarkan ”cara yang diusulkan”. Berdasarkan perbaikan dari setiap stasiun kerja inilah analisis keseluruhan dilakukan. Hasil akhir dinyatakan dalam peta-peta kerja keseluruhan untuk cara yang diusulkan. 

2.3    Teknik Menganalisa Peta Kerja Keseluruhan
·     Menganalisis Lay Out dan Diagram Alir berdasarkan efisiensi pemindahan material.
·    Menganalisis Peta Aliran Proses berdasarkan efisiensi proses.
         
Untuk memperbaiki suatu sistemkerja yang dikatakan tidakefisien, perlu dilakukan penelusuran sumber masalah yang menyebabkan ketidak efisienan tersebut.Setelah itu, masalah tersebut harus diperbaiki dan tidak boleh terjadi lagi. Metode8 langkah pemecahan masalah memberikan tahapan sistematisyang membantu dalam perbaikan sistem kerja tersebut, yaitu sebagai berikut:
·         Menentukan prioritas masalah,
·         Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah,
·         Meneliti sebab-sebab yang paling berpengaruh,
·         Menyusun langkah-langkah perbaikan,
·         Melaksanakan langkah-langkah perbaikan,
·         Meneliti hasil perbaikan yang dilakukan,
·         Mencegah terulangnya masalah yang sama, dan

·         Menyelesaikan masalah selanjutnya yang belum terpecahkan sesuai dengan kategori skala prioritas berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar