Rabu, 09 Juli 2014

Pembahasan Stakeholder

2.1 Pengertian

            Perusahaan memerlukan waktu untuk menentukan Stakeholdernya yang harus dilayani. Dua tipe stakeholder yang sering ada di dalam sebuah perusahaan adalah stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
            Ketika stakeholder telah diteridentifikasi, perusahaan telah memiliki keuntungan dasar di dlam kompetisi dan dapat meningkatkan pasar dan hasil yang diinginkan, tiap karyawan memerlukan pengetahuan terhadap berbagai macam stakeholder, baik langsung maupun tidak. Model evaluasi stakeholder untuk mengidentifikasi stakeholder yang dimiliki oleh perusahaan. Model tersebut dibagi ke dalam dua bagian , yaitu ekternal dan internal, tiap bagian tersebut memiliki tiga komponen, seperti : Pelanggan, Pesaing dan Mitra.

2.2 Model Evaluasi Stakeholder

            Model evaluasi stakeholder dibagi menjadi dua, yaitu :
           
            2.2.1 Stakeholder Eksternal
                       
            Stakeholder ekternal adalah individu yang membeli produk atau memberikan jasa yang diberikan sebuah perusahaan. Mereka berada di luar perusahaan dan memiliki sesuatu untuk diraih dan dirawat sebagai hasil dari penggunaan produk atau jasa atau yang memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut. Mereka dapat berupa supplier, joint venture groups, pemakaian akhir atau pesaing. Umumnya stakeholder eksternal terdiri atas pelanggan, mitra dan pesaing.
         Stakeholder eksternal adalah para individu yang memiliki keinginan untuk membeli produk dan jasa, dan melakukannya dalam proses yang disebut sebagai pertukaran, yang merupakan pembagian nilai antar dua kelompok. Satu kelompok akan menawarkan produk atau jasa dengan menukarkan uang, waktu, energi dan usaha yang dimiliki oleh kelompok lain. Jika nilai yang diterima sama dengan atau lebih penting dari nilai yang diberikan, pertukaran yang positif akan terjadi.
1.      Pelanggan
         Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
2.      Mitra
         Stakeholder eksternal penting lainnya terdiri atas mitra-individu tersebut atau group yang membantu dalam mendesain, mengembangkan dan mengantarkan produk dan jasa kepada pasar. Mitra eksternal yang memiliki integrasi vertikal adalah mereka yang memiliki dampak langsung mengenai desain pengembangan dan produk serta jasa dari perusahaan tersebut.
         Mitra eksternalyang berbentuk integrasi horizontal adalah mereka yang secara tidak langsung memiliki dampak pada pendukung, layanandan distribusi produk dan jasa, termasuk ahli perangkat lunak yang mendesain sistem, para teknisi, tenaga ahli atau konsultan yang mendukung bisnis, peneliti dan pengembang yang mendesain dan menguji coba produk atau jasa dan agen pelayanan yang menangani keluhan.
3.      Pesaing
         Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.

2.2.2 Stakeholder Internal
        
               Stakeholder internal terdiri atas pelanggan, mitra dan pesaing. Berdasarkan Intuisi, karyawan mengerti bahwa mereka harus bertemu dengan kebutuhan dan harapan dari kesatuan yang lahir ini. Untuk mengatasi masalah tersebut organisasi terlebih dahulu harus mengidentifikasi stakeholder yang tepat, kemudian menegaskan kebutuhan dan harapan mereka.


1.      Pelanggan
         Pelanggan internal adalah individu atau kelompok yang membantu perusahaan memproduksi produk dan jasa. Mereka dapat ditemui di departemen-departemen, unit-unit, atau divisi yang menyediakan kepentingan manusia atau sumber materi, hasil kinerja atau informasi kritis kepada pelaksanaan aktivitas kinerja atau pengiriman produk dan jasa.
2.      Mitra
         Mitra internal berbeda dari konsumen internal, dimana biasa berbagi dalam resiko dan keuntungan pada produk dan jasa. Mitra kerja internal terdiri dari dua atau lebih group yang bergabung untuk memberikan produk atau jasa kepada konsumen internal dan berbagi baik dalam keuntungan dan risiko yang berhubungan  dengan hubungan tersebut.

3.      Pesaing
         Kompetisi internal akan di dalam semua perusahaan, antara departemen, kantor, divisi dan bagiannya. Tiga langkah yang dapat diikuti oleh perusahaan untuk menciptakan kompetisi yang lebih sehat, adalah :
a.       Komunikasikan tanggung jawab pada setiap unit, departemen atau divisinya.
b.      Membuat aktivitas pertukaran pelatihan yang menciptakan berbagai kebutuhan.
c.       Berikan penghargaan bagi pemimpin atau karyawan atas interaksi kolaboratifnya.
Melalui pendekatan kolaboratifnya, perusahaan dapat melebihi apa yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan.

2.2.3 Identifikasi Kebutuhan Stakeholder

         Kebutuhan merupakan masalah yang harus dipecahkan sebelum perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan. Kebutuhan adalah lubang yang harus diisi oleh perusahaan untuk dapat berfungsi secara efisien dan memberikan nilai kepada semua stakeholder. Pertanyaan di bawah ini akan membantu mengidentifikasi kebutuhan stakeholder :
1.      Apa perbedaan  antara yang dimiliki dan hasil yang diinginkan?
2.      Apa yang diinginkan oleh konsumen, mitra dan pesaing kita?
3.      Apakah saya dan staf saya mampu memenuhi kebutuhan tersebut?
4.      Siapa lagi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, mitra dan pesaing kita?
Kebutuhan stakeholder termasuk hasil bisnisyang meningkat, hasil yang besar dan investasi, praktik penyewaan yang lebih efektif, komunikasi antar perusahaan yang lebih baik, strategi pembangunan yang lebih baik dan sebagainya. Perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan yang paling umum di antara para stakeholder dan mendesain strategi untuk memenuhinya.
                
                 2.2.4 Identifikasi Harapan Stakeholder
                       
                        Pengidentifikasian harapan merupakan cara yang penting untuk memahami bagaimana karyawan dapat menemukan tujuan perusahaannya. Namun, setiap kelompok harus memahami bahwa harapan berbeda dengan kebutuhan. Harapan adalah hasil yang diinginkan oleh stakeholder, sementara kebutuhan adalah syarat bagi stakeholder untuk dapat menjaga kinerjanya. Dengan kata lain, kebutuhan adalah syarat minimum yang harus dipenuhi bagi stakeholder, baik internal maupun eksternal. Harapan berada di atas kebutuhan. Keduanya harus dipenuhi oleh perusahaan jika menginginkan stakeholder tetap bekerja sama.
                        Harapan adalah hal yang dianggap oleh stakeholder akan diterima atas hasil penggunaan produk atau layanan. Secara internal, harapan merupakan kinerja, kebiasaan dan hasil. Harapan merupakan tujuan di mana kinerja diukur dan dihitung.
                        Pada sisi lain, harapan mungkin dapat ditentukan setinggi mungkin agar tidak dapat diraih. Ketika ini terjadi, perusahaan menjadi melankolis atau setengah-setengah karena para karyawan tidak melihat bahwa pekerjaan mereka positif bagi hasil perusahaan.

                 2.2.5 Identifikasi Kondisi Perusahaan

                        Perusahaan sering mengalami masa yang sulit untuk memenuhi dan memahami realitas yang dimiliki. Kenyataannya adalah kebutuhan  praktik pada waktu tertentu. Kenyataan menggunakan empat bentuk yang berbeda, Yaitu keseimbangan, krisis, pusat perusahaan dan ekpansi.
1.      Memelihara keseimbangan perusahaan
              Perusahaan yang mampu menyeimbangkan hasil bisnis dan sekaligus mampu memenuhi kebutuhan stakeholder termasuk keseimbangan. Sebagai hasil, perusahaan ini memiliki kesempatan yang kecil untuk dapat maju, menikmati zona yang nyaman yang sulit untuk ditembus. sementara mereka memenuhi kebutuhan stakeholder, jarang harapan mereka dapat tercapai.
2.      Mencegah krisis perusahaan
              Jatuhnya hasil usaha, berkurangnya pasar, menurunnya pendapatan dan jatuhnya harga saham kadang-kadang menciptakan kondisi yang dikenal dengan krisis. Sementara itu, menyesuaikan dan bereaksi sesuai dengan krisis yang dialami perusahaan, merupakan hal utama untuk mencegahnya. Untuk mencegah secara strategi krisis, perusahaan tersebut harus memfokuskanpada semua prioritas yang penting, yaitu internal dan eksternal stakeholder. Dengan kata lain, perusahaan tersebut harus terfokus pada kebutuhan dan harapan para stakeholder dengan memberikan mereka penjelasan dan cara untuk mengantisipasi kebutuhan dan harapan para stakeholder akan membiarkan perusahaan untuk :
-          Melakukan perubahan yang cepat, drastis dan sistematis yang dibutuhkan bagi ekonomi global saat ini.
-          Menerima perubahan kondisi dan permintaan dari pasar.
-          Menempatkan finansial dan SDM pada tempatnya dengan menggunakan biaya yang efektif.
-          Mengembangkan sistem peringatan dini yang akan mencegah jatuhnya perusahaan.
-          Mengembangkan dan mengimplementasikan koreksi strategi untuk mengurangi lautan ekonomi yang tidak diketahui.

3.      Mengatasi pemusatan usaha
              Beberapa perusahaan tampil begitu sangat percaya diri dan merasa nyaman dengan dengan posisi mereka sehingga mereka menolak untuk mempercayai bahwa suatu ketika mereka akan tertekan karena kompetisi. Perusahaan yang salah arahan ini terfokus pada kekuatan mereka sendiri memiliki kemungkinan untuk hancur. Perusahaan yang menderita dari keadaan ini dikarenakan senoir vice president dan dan penyelia mereka yang percaya bahwa keuntungan utama atau kemajuan teknologi mereka akan mencegah mereka untuk jatuh ke jebakan yang biasanya terjadi pada kebanyakan perusahaan.
4.      Memahami ekspansi perusahaan
              Perusahaan yang menitik beratkan pada ekspansi dan mengintegrasikan pandangan tersebut dengan kebutuhan dan harapan para stakeholder, akan berada dalam kondisi dan prima untuk dapat sukses. Sikap memiliki pandangan ke depan tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan harapan para stakeholder, sama seperti menomton dengan menggunakan bahasa asing yang tidak tahu artinya. Penonton bisa mengertiapa yang terjadi karena secara visual dapat dimengerti, namun karena bahasa yang dikomunikasikan  tidak dapat tercapai, maka kemungkinan untuk dapat mengerti akan sangat kecil.
                
                
                 2.2.6 Analisis Informasi

        Salah satu cara terbaik untuk menangkap pengertian akan kebutuhan, harapan dan realitas perusahaan pada setiap stkeholder adalah dengan melalui analisis informasi. Analisis informasi akan menunjukkan kebutuhan, harapan dan kekurangan yang dimiliki oleh stakeholder.

                         Analisis informasi terdiri dari lima langkah, yaitu :
1.      Mengidentifikasi kebutuhan/ kekosongan harapan
2.      Mengumpulkan data
3.      Menganalisis data
4.      Mendiskusikan hasil dengan stakeholder
5.      Menentukan langkah selanjutnya yang tepat

Untuk dapat mengumpulkan informasi, perusahaan harus melihat dari semua sudut pandang. Dengan demikian, mereka akan dipaksa untuk mengumpulkan data, baik yang mendukung maupun yang menolak hipotesis mereka. Dengan demikian, perusahaan akan mendokumentasikan “bukti” yang diperlukan untuk dijadikan bahan rekomendasiuntuk memenuhi kebutuhan yan g belum terpenuhi oleh stakeholder.
Proses analisis informasi dimulai ketika mengidentifikasi kebutuhan dan harapan (misalnya meningkatnya pendapatan, produktivitas, kualitas atau servis yang membaik) dari para stakeholder dan membandingkannya dengan hasil yang aktual. Kebutuhan dan harapan stakeholder adalah “keadaan yang diharapkan”, kondisi yang dipilih, dan bekerja sebagai target bagi operasi seluruh unit, fungsional, departemen dan divisi. Perbedaan antara hasil akhir dengan hasil yang diinginkan akan menunjukkan kekurangan pada kebutuhan atau harapan, yaitu akan mengilustrasikan perbedaan antara “apa yang ada” dan “apa yang seharusnya dilakukan”.
Ketika kekosongan kebutuhan/ harapan telah ditemukan, langkah selanjutnya adalah meneliti data. Penggunaan metode yang relevan membutuhkan keteliyian untuk memastikan campuran yang tepat. Beberapa strategi dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang terkait dengan para stakeholder.

Metode yang paling umum adalah :  
a.       Fokus Group
b.      Wawancara
c.       Observasi
d.      Kumpulan pertanyaan
         Langkah kerja dapat termasuk mengimplementasikan proses penyamaan kinerja, meningkatkan keefektifan pemimpin dan membentuk tim virtual. Tiap langkah tersebut dapat membantu perusahaan meningkatkan kapasitas kinerja dan mencapai hasil yang diinginkan. Walaupun adanya interfensi, namun akan membantu stakeholder memperoleh kebutuhan mereka dan memenuhinya.

Senin, 23 Juni 2014

LANDASAN TEORI MAKALAH PERANCANGAN PETA KERJA KESELURUHAN

2.1  Definisi Method study
·         Method Study atau biasa disebut Metode Kerja = Tata Cara Kerja adalah cara pelaksanaan atau tugas seefisien mungkin.
·         Tata Cara Kerja (Sutalaksana) adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan dari prinsip-prinsip untuk mendapat rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja.
·         Sistem Kerja adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai komponen (unsur) yang saling berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2.1.1   Ruang Lingkup Method Study
·      Studi Gerakan Kerja (Motion Study).
·      Memperbaiki Tata Cara Bekerja (Simplified Method, Most Economical Way, Ergonomy).
·      Aplikasi Metode Ilmiah vs Metode Trial and Error.
·      Eliminasi gerakan atau kerja yang tidak perlu, kombinasi operasi kerja, dan penyederhanaan kerja (konsep “deregulasi/debirokratisasi” kerja).
·      Standarisasi operasi/metode kerja dalam hal pemakaian material, mesin/peralatan kerja, informasi (from sheet), kondisi lingkungan fisik kerja, dan lain-lain.

2.1.2   Teknik-teknik dalam Melakukan Method Study
·      Teknik-teknik dan prinsip-prinsip digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja sehingga tercapai efisiensi dan produktivitas.
·      Komponen-komponen sistem kerja terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja.
·      Prinsip-prinsip pengaturan kerja terdiri dari faktor manusia, studi gerak, dan ekonomi gerakan.
·      Teknik-teknik pengaturan kerja terdiri dari pengukuran waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai, serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan.


2.2      Definisi Peta Kerja
Peta kerja adalah salah satu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas, bahkan informasi yang terkandung dalam suatu peta kerja dapat dipakai sebagai bahan untuk merancang atau memperbaiki sistem kerja. Dengan peta-peta kerja tersebut dapat dilihat semua langkah atau kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu objek (benda kerja) sejak awal proses sampai menjadi produk akhir.

2.2.1. Simbol-simbol Peta Kerja



1. Operasi

Kegiatan operasi terjadi apabila suatu material mengalami perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi dalam suatu proses transformasi. Kegiatan merakit atau mengurai rakit juga dipertimbangkan sebagai suatu operasi kerja. Menerima informasi maupun memberi informasi, membuat suatu rencana atau melaksanakan kegiatan kalkulasi pada suatu keadaan juga diklasifikasikan sebagia suatu operasi kerja. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses kerja.
 


1.      Transportasi 

Kegiatan transportasi terjadi bila fasilitas kerja yang dianalisis bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi kerja. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari suatu operasi atau yang disebabkan oleh pekerja pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan kegiatan transportasi. Contoh kegiatan transportasi adalah:
a.       Memindahkan material dengan tangan, holist, truk, conveyor, dll.
b.      Bergerak, berjalan, membawa objek dari suatu lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
c.       Membuat gambar kerja dari bagian desain ke bagian produksi.



2.    Inspeksi

Kegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjadi apabila suatu objek diperiksa, baik pemeriksaan pada segi kualitas, apakah sudah sesuai dengan karakteristik performance yang distandarkan. Contoh pemeriksaan antara lain :

a.       Meneliti dimensi benda kerja dengan menggunakan alat ukur.
b.      Membaca dial indikator dan instrumen pengukur lainnya.
c.       Menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil pembelian.
 


3.      Menunggu  

Proses menunggu terjadi apabila material atau benda kerja, operator atau fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung sementara, dimana objek terpaksa menunggu atau ditinggalkan sementara sampai suatu saat diperlukan kembali. Contoh menunggu antara lain :
a.       Material atau benda kerja diletakkan di kontainer, menunggu untuk dipindahkan.
b.      Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa.
c.       Material menunggu diproses karena adanya kerusakan teknis.

4.      Penyimpanan

Proses penyimpanan terjadi bila objek disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Jika objek itu akan kembali diambil, biasanya akan memerlukan prosedur perjanjian khusus. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menyimpan dan menunggu. Contoh menyimpan antara lain :
a.       Bahan baku, suplai, dan lain-lain yang disimpan dalam gudang pabrik.
b.      Dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak atau lemari khusus.
c.       Uang atau surat berharga yang lainnya yang disimpan dalam brangkas.



5.      Aktivitas ganda

Seringkali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen kerja harus dikerjakan bersamaan. Sebagai contoh kegiatan operasi harus dikerjakan bersama dengan kegiatan pemeriksaan disuatu stasiun kerja yang sama pula.


2.2.2. Jenis Peta Kerja
  Peta-peta kerja yang ada saat ini dikelompokan menjadi :
1.      Peta-peta Kerja Keseluruhan
Peta-peta kerja keseluruhan digunakan untuk menganalisis suatu kegiatan kerja yang bersifat keseluruhan, yang umumnya melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan dalam pembuatan sebuah produk. Peta-peta kerja ini menggambarkan keseluruhan proses produksi serta interaksi antar stasiun kerja dan antar kelompok kegiatan operasi. Peta-peta kerja keseluruhan terdiri dari :
a.    Diagram Rakitan (Assembly Chart, AC)
      Diagram rakitan merupakan gambaran grafis urutan aliran perakitan suatu produk sehingga dapat diketahui:
·         Komponen-komponen pembentuk suatu produk,
·         Urutan perakitan komponen-komponen tersebut, dan
·         Keterkaitan antar komponen.
b.    Peta Proses Operasi (Operation Process Chart,OPC)
      Peta proses operasi menunjukkan urutan operasi, inspeksi, kelonggaran waktu, dan material yang digunakan dalam proses bisnis atau manufaktur, dari raw material sampai dengan packaging produk jadi. OPC sebagai tool memiliki kelebihan diantaranya :
·         Mengidentifikasi seluruh operasi, inspeksi, material, gerakan, penyimpanan, dan delays yang terlibat di dalam suatu proses,
·         Menunjukkan seluruh kejadian dalam urutan yang benar,
·         Menunjukkan hubungan antara parts dengan kompleksitas pembuatannya
·         Membedakan antara produk yang dibeli dan dibuat, dan
·         Menyediakan informasi tentang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap operasi dan inspeksi.
Elemen kerja yang digambarkan pada peta ini terdiri dari operasi, inspeksi, dan penyimpanan.
c.    Aliran Proses (Flow Process Chart, FPC)
      Peta aliran proses menggambarkan aliran barang, pekerja, atau kertas dalam suatu proses atau prosedur operasi. Pada peta kerja ini, elemen kerja yang digunakan lebih detail, yaitu :
·      Operasi (Operation)
·      Inspeksi (Inspection)
·      Transportasi (Transportation)
·      Penyimpanan sementara (Delay)
·      Penyimpanan (Storage)
      Namun peta aliran proses tidak menggambarkan proses produksi suatu produk secara keseluruhan, melainkan hanya terbatas untuk tiap komponen pembentuk produk akhir tersebut.
d.   Peta Proses Kelompok Kerja
      Pada dasarnya peta kerja ini merupakan bagian dari peta aliran proses. Peta kerja ini digunakan pada suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja, misalnya pergudangan.
e.    Diagram Alir
      Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut skala tertentu dari susunan lantai dan gedung pabrik yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi pada peta aliran proses. Dengan mengetahui tata letak tempat perpindahan suatu barang, maka dapat dianalisa agar jarak perpindahan tersebut minimum.

2.      Peta Pekerja Setempat
Peta-peta kerja yang termasuk peta kerja setempat digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja pada satu stasiun kerja tertentu, karena peta kerja ini menggambarkan proses produksi yang terjadi pada stasiun kerja itu saja. Proses produksi ini dijabarkan dengan elemen-elemen gerakan operator yang lebih detail daripadapeta-peta kerja keseluruhan.
 Peta-peta kerja setempat ini terdiri dari :
a.    Peta Pekerja dan Mesin
Peta kerja ini menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur pekerja dan mesin. Informasi terpenting dari peta kerja ini adalah hubungan antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya sehingga dapat dirancang suatu keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin, utilisasi lebih pada kedua faktor, dan keseimbangan di keseluruhan siklus kerja.


b.    Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Pada peta kerja ini digambarkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan pekerja secara detail saat melakukan pengerjaan suatu produk. Dengan demikian dapat dibandingkan besarnya tugas yang dibebankan dan waktu pengerjaan masing-masing gerakan pada kedua tangan.

2.2.3. Prosedur Perancangan Peta Kerja Keseluruhan (Peta Proses Operasi, Diagram Alir, dan Peta Aliran Proses)
Pada dasarnya peta-peta bisa dibagi kedalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:
1.      Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja keseluruhan.
2.      Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat. 

Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja keseluruhan dan kegiatan kerja setempat. Disebut keseluruhan jika melibatkan sebagian besar atau semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sementara yang dimaksud dengan kegiatan kerja setempat, apabila hal itu menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas.

Hubungan antara kedua macam kegiatan diatas akan terlihat bila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja, dimana satu sama lainnya saling berhubungan, misalnya suatu perusahaan perakitan memiliki beberapa mesin produksi atau stasiun kerja. Dalam hal ini kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja. Dalam hal ini kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila dalam prakteknya nanti, pelaksana pertama-tama berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan setiap sistem kerja yang ada sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu urutan kerja yang paling baik untuk saat itu. Barulah kemudian menyempurnakan proses secara keseluruhan. 

Secara garis besarnya, penggambaran kedua kegiatan tersebut dalam bentuk peta-peta kerja untuk memperbaiki kegiatan produksi, biasanya dimulai dengan membuat peta-peta kerja yang menggambarkan kegiatan secara keseluruhan berdasarkan apa yang telah ada atau cara sekarang. Setiap kegiatan yang berlangsung, yang terjadi di stasiun-stasiun kerja yang telah digambarkan pada peta kegiatan keseluruhan diamati seterperinci mungkin. Penganalisisan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggambarkan peta-peta kerja setempat yang bersangkutan, dengan membuat peta-peta kerja setempat yang menunjukan keadaan sekarang. Keadaan sekarang inilah yang dipelajari untuk diusahakan perbaikan-perbaikannya. Hasil perbaikan dinyatakan dalam peta-peta kerja setempat yang menggambarkan ”cara yang diusulkan”. Berdasarkan perbaikan dari setiap stasiun kerja inilah analisis keseluruhan dilakukan. Hasil akhir dinyatakan dalam peta-peta kerja keseluruhan untuk cara yang diusulkan. 

2.3    Teknik Menganalisa Peta Kerja Keseluruhan
·     Menganalisis Lay Out dan Diagram Alir berdasarkan efisiensi pemindahan material.
·    Menganalisis Peta Aliran Proses berdasarkan efisiensi proses.
         
Untuk memperbaiki suatu sistemkerja yang dikatakan tidakefisien, perlu dilakukan penelusuran sumber masalah yang menyebabkan ketidak efisienan tersebut.Setelah itu, masalah tersebut harus diperbaiki dan tidak boleh terjadi lagi. Metode8 langkah pemecahan masalah memberikan tahapan sistematisyang membantu dalam perbaikan sistem kerja tersebut, yaitu sebagai berikut:
·         Menentukan prioritas masalah,
·         Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah,
·         Meneliti sebab-sebab yang paling berpengaruh,
·         Menyusun langkah-langkah perbaikan,
·         Melaksanakan langkah-langkah perbaikan,
·         Meneliti hasil perbaikan yang dilakukan,
·         Mencegah terulangnya masalah yang sama, dan

·         Menyelesaikan masalah selanjutnya yang belum terpecahkan sesuai dengan kategori skala prioritas berikutnya.